Faktor
– faktor yang mempengaruhi Investasi dalam perekonomian suatu Negara
Investasi merupakan salah satu variabel yang penting dalam
sebuah perekonomian. Ada beberapa hal yang memengaruhi investasi, yaitu suku
bunga, PDRB, utilitas, birokrasi, kualitas SDM, regulasi, stabilitas politik
dan keamanan serta faktor sosial budaya. Hal ini
menimbulkan implikasi
kebijakan, yaitu penurunan suku bunga, kebijakan fiskal, perbaikan sarana dan
prasarana, perbaikan birokrasi pemerintahan, peningkatan kualitas sumber daya
manusia, pelonggaran regulasi, kebijakan untuk menciptakan stabilitas politik
dan keamanan, penguatan budaya lokal.
Pertama, investasi mendorong pertambahan pendapatan nasional
(pertumbuhan ekonomi) secara berlipat ganda lewat proses multiplier. Maksudnya
jika ada investasi Rp. 100 trilyun – misalnya- maka pertambahan pendapatan
nasional akan lebih besar dari Rp. 100 trilyun.
Kedua, investasi juga akan mendorong penciptaan lapangan
kerja. Penciptaan lapangan kerja ini akan mengurangi pengangguran. Berkurangnya
pengangguran akan mengurangi kemiskinan. Dan
berkurangnya kemiskinan akan berdampak pada teratasinya masalah-masalah
ikutan lain seperti gizi buruk, buta huruf,kejahatan dan lain-lain.
Ketiga, investasi juga bisa dipakai sebagai alat untuk
pemerataan baik pemerataan antar daerah, antar sektor dan antar perorangan.
Investasi sebagai alat pemerataan ini tentu saja tidak bisa dibiarkan berjalan
sendiri atau dibiarkan berjalan menuruti mekanisme pasar tetapi harus ada
intervensi pemerintah. Misalnya saja pemerintah bertujuan untuk memperkecil
ketimpangan ekonomi antar dua daerah (daerah yang satu maju dan yang satu
tertinggal). Maka ketimpangan itu bisa diatasi salah satunya dengan mengarahkan
investasi ke daerah yang tertinggal. Caranya ada macam-macam, misalnya memberi
insentif pembebasan pajak bagi investor yang bersedia berinvestasi di daerah
yang tertinggal, mempermudah ijin investasi di daerah tertinggal agar investor
tertarik menanamkan modalnya di sana, dan banyak kebijakan lain.
Berikut ada beberapa faktor yang mempengaruhi investasi yang
telah saya himpun dalam berbagai sumber, yaitu :
1. Suku Bunga
Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam
menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari
pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor
untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan
investasi.
2. Pendapatan
nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan PDRB per kapita untuk
tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota
Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan
cermin dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat
suatu negara atau daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita
atau PDRB per kapita) maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut untuk
berinvestasi.
3. Kondisi sarana
dan prasarana
Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan
prasarana transportasi, komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan lain-lain.
Sarana dan prasarana transportasi contohnya antara lain :
jalan, terminal, pelabuhan, bandar udara dan lainlain.
Sarana dan prasrana telekomunikasi contohnya: jaringan telepon kabel maupun
nirkabel, jaringan internet, prasarana dan sarana pos. Sedangkan contoh dari
utilitas adalah tersedianya air bersih, listrik dan lain-lain.
4. Birokrasi
perijinan
Birokrasi perijinan merupakan faktor yang sangat penting
dalam mempengaruhi investasi karena birokrasi yang panjang memperbesar biaya
bagi investor. Birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya bagi pengusaha
karena akan memperpanjang waktu berurusan dengan aparat. Padahal bagi
pengusaha, waktu adalah uang. Kemungkinan yang lain, birokrasi yang panjang
membuka peluang oknum aparat pemerintah untuk menarik suap dari para pengusaha
dalam rangka memperpendek birokrasi tersebut.
5. Kualitas
sumberdaya manusia
Manusia yang berkualitas akhir-akhir ini merupakan daya
tarik investasi yang cukup penting. Sebabnya adalah tekhnologi yang dipakai
oleh para pengusaha makin lama makin modern. Tekhnologi modern tersebut
menuntut ketrampilan lebih dari tenaga kerja.
6. Peraturan dan
undang-undang ketenagakerjaan
Peraturan undang-undang ketenagakerjaan ini antara lain
menyangkut peraturan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK), Upah Minimum,
kontrak kerja dan lain-lain.
7. Stabilitas
politik dan keamanan
Stabilitas politik dan keamanan penting bagi investor karena
akan menjamin kelangsungan investasinya untuk jangka panjang.
8. Faktor-faktor
sosial budaya
Contoh faktor sosial budaya ini misalnya selera masyarakat
terhadap makanan. Orang Jawa pedalaman misalnya lebih senang masakan yang manis
rasanya, sementara masyarakat Jawa pesisiran lebih senang masakan yang asin
rasanya.
9. Pengaruh Nilai
tukar
Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar
dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan
pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa
saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi
permintaan dan sisi penawaran domestik. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat
nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorbsi
domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect. Karena penurunan
tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan
kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan
permintaan domestik masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan
direspon dengan penurunan pada pengeluaran / alokasi modal pada investasi.
Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran
(expenditure switching) akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif
tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan
produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan dengan demikian
akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan / barang-barang
ekspor (traded goods) relatif terhadap barang-barang yang tidak diperdagangkan
(non traded goods), sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang
domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan
tersebut.
10. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi
hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko
proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat
mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi
informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu menurut Greene dan
Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran
ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam
mengendalikan kebijakan ekonomi makro.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN & PERUBAHAN
STRUKTUR EKONOMI
Subandi, dalam bukunya Sistem Ekonomi Indonesia, menulis
bahwa factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara
umum, adalah:
1. factor
produksi
2. factor
investasi
3. factor
perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
4. factor
kebijakan moneter dan inflasi
5. factor
keuangan negara
Sedangkan Tambunan, dalam bukunya Perekonomian Indonesia,
menulis bahwa di dalam teoti-teori konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat
ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas dari factor-faktor produksi seperti
SDM, kapital, teknologi, bahan baku, enterpreneurship dan energi. Akan tetapi, factor penentu tersebut untuk
pertumbuhan ekonomi jangka panjang, bukan pertumbuhan jangka pendek.
Dengan kata lain,
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih baik, sama atau lebih buruk
dari tahun 2000 lebih ditentukan oleh factor-faktor yang sifatnya lebih jangka
pendek, yang dapat dikelompokkan ke dalam factor internal dan eksternal.
Factor eksternal didominasi oleh factor-faktor ekonomi,
seperti perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi kawasan atau dunia.
1. Faktor-faktor
Internal
a. Factor ekonomi,
antara lain:
· Buruknya
fundamental ekonomi nasional
· Cadangan
devisa
· Hutang luar
negeri dan ketergantungan impor
· Sector
perbankan dan riil
· Pengeluaran
konsumsi
b. Faktor non
ekonomi, antara lain:
·
Kondisi politik, social dan keamanan
·
PMA dan PMDN
·
Pelarian modal ke luar negeri
·
Nilai tukar rupiah
2. Faktor-faktor
Eksternal
·
Kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau dunia
PERUBAHAN
STRUKTUR EKONOMI
Pembangunan ekonomi dalam jangka panjang, mengikuti pertumbuhan
pendapatan nasional, akan membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi,
dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sector utama ke ekonomi
modern yang didominasi sector non primer, khususnya industri manufaktur dengan
increasing return to scale (relasi positif antara pertumbuhan output dan
pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi
(Weiss, 1988).
Meminjam istilah Kuznets, perubahan struktur ekonomi umum disebut
transformasi structural dan dapat didefinisikan sebagai rangkaian perubahan
yang saling terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintan agregat,
perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), dan penawaran agregat (produksi dan
penggunaan factor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal) yang
diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan (Chenery, 1979).
1. Teori
Teori perubahan structural menitikberatkan pembahasan pada
mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh negara-negara sedang
berkembang, yang semula bersifat subsisten (pertanian tradisional) dan
menitikberatkan sector pertanian menuju struktur perekonomian yang lebih modern
yang didominasi sector non primer, khususnya industri dan jasa. Ada 2 teori utama yang umum digunakan dalam
menganalisis perubahan struktur ekonomi yakni dari Arthur Lewis (teori migrasi)
dan Hollis Chenery (teori transformasi structural).
Teori Arthur Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan
ekonomi yang terjadi di pedesaan dan perkotaan (urban). Dalam teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa
perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu perekonomian
modern di perkotaan dengan industri sebagai sector utama. Di pedesaan, karena pertumbuhan penduduknya
tinggi, maka kelebihan suplai tenaga kerja dan tingkat hidup masyarakatnya
berada pada kondisi subsisten akibat perekonomian yang sifatnya juga
subsisten. Over supply tenaga kerja ini
ditandai dengan nilai produk marjinalnya nol dan tingkat upah riil yang rendah.
Di dalam kelompok negara-negara berkembang, banyak negara
yang juga mengalami transisi ekonomi yang pesat dalam tiga decade terakhir ini,
walaupun pola dan prosesnya berbeda antar negara. Hal ini disebabkan oleh perbedaan antar
negara dalam sejumlah factor-faktor internal berikut:
1) Kondisi dan
struktur awal dalam negeri (economic base)
2) Besarnya pasar
dalam negeri
3) Pola
distribusi pendapatan
4) Karakteristik
industrialisasi
5) Keberadaan SDA
6) Kebijakan
perdagangan LN
Daftar pustaka :
0 komentar:
Posting Komentar